17 November 2021

Inklusivitas Di Dunia Digital

 GMLD

GURU MOTIVATOR LITERASI DIGITAL



Resume Pertemuan ke 8

Di Senja sore ini Rabu, 17 November 2021, pertemuan kali ini membahas tentang inklusivitas di dunia digital yang dibawakan oleh narasumber pak Muliadi, beliau adalah Alumni kelas menulis asuhan om Jay. Beliau ketua Kelas BM-19 pernah satu grup dengan saya tetapi beliau sukses menuntaskan pelatihan dan menerbitkan buku Solonya sedangkan saya tidak tuntas karena waktu itu bersamaan dengan Pelatihan Google Master Trainer (GMT). Moderator sore ini adalah bapak Dail Ma’ruf, dengan dialek khasnya beliau membuka pertemuan dengan doa serta motivasi.


Inklusivitas di dunia digital apa sih?...Bagi saya ini sangat baru dan asing bagi saya. Narasumber terlebih dulu mendefinisikan tentang makna kata Inklusivitas.


Inklusivitas berasal dari kata inklusi, kata ini diambil dari kata “inclusion” yang berarti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan kata inklusi adalah eksklusif atau eksclusion, artinya menegasi atau mengeluarkan. Dengan demikian inklusivitas merujuk kepada sikap menerima atau mengajak kepada siapa saja tanpa melihat perbedaan dalam konteks sosial. Inklusivitas senantiasa dikaitkan dengan sikap masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat digital.


Masyarakat digital identik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru melalui konsep metode baru dalam berkomunikasi di dunia digital dan memungkinkan orang-orang dari kelompok-kelompok kecil berkumpul secara online, berbagi, menjual, dan menukar barang serta informasi.


Beberapa alasan mengapa masyarakat digital harus inklusif, yaitu:

⏩ Internet bukan lagi barang baru di Indonesia. Oleh sebab itu internet seharusnya bisa dinikmati oleh siapapun dengan mudah.

Dari data yang ada, Indonesia salah satu pengguna Smartphone terbesar setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Berdasarkan data internet world stats, Indonesia termasuk pengguna Internet terbesar. mencapai 212,35 juta jiwa pada Maret 2021. Sementara rata-rata waktu yang digunakan untuk mengakses internet adalah 8 jam 52 menit atau sekitar 75% dari waktu yang tersedia. Hampir 3/4 waktu dihabiskan hanya untuk mengamati perangkat digital yang ada. Sebagian besar pengguna memanfaatkan media sosial untuk berinteraksi, berkomunikasi, atau sekedar mencari informasi. Tercatat aplikasi yang paling banyak digunakan secara berturut-turut yaitu youtube, whatsapp, instagram, facebook, lalu twitter.

⏩Dunia digital cenderung mempertajam perbedaan dan memperluas keragaman, baik dari aspek fisik maupun pandangan, sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan sosial. Contoh perpecahan atau perkelahian antar warga terjadi hanya akibat penggunaan media sosial.

⏩Keunikan yang hadir sebagai sebuah keniscayaan, perlu mendapat perlakuan yang proporsional sesuai kondisi keunikannya sehingga mereka dapat menikmati layanan dan kebutuhan sebagaimana layaknya anggota masyarakat digital lainnya.

⏩Hak untuk memperoleh akses layanan dan kebutuhan di dunia digital untuk berbagai keperluan seharusnya mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.


Setiap warga negara berhak mendapatkan layanan internet untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusianya. 



Tiga Hal penting dalam Inklusivitas dunia Digital

Sikap Inklusif tidak hanya melihat perbedaan dan keragaman sebagai sesuatu yang unik, tetapi harus dapat memfasilitasi setiap keunikan sehingga masyarakat tertentu dapat menikmati layanan dan memperoleh hak-haknya menikmati dan memanfaatkan media digital. 



Sikap Inklusif

Pembangunan Imprastruktur Jaringan


Kolaka Timur, Rabu 17 November 2021















3 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung ke Blog saya