30 November 2021

Guru Sahabat Terbaik Siswa

 



Oleh : Sumi Suseni, S.Pd.SD


Sebagian guru menginginkan menjadi Guru Berprestasi, bahkan menjadikannya target maupun sebagai resolusinya. Menyandang Guru Berprestasi sungguh besar tanggung jawabnya bagi saya seorang guru pelosok. Tantangan, hambatan bahkan air mata menyertai setiap aktivitas di daerah terpencil. Namun semua itu harus dijalani dengan ikhlas karena satu Bonus Allah menanti yaitu : “Pahala tanpa Hisab.”

Dalam UU No 20 thn 2003 Tentang  sistem pendidikan Nasional yaitu penyelenggaraan pendidikan wajib memegang beberapa prinsip,yakni pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa dengan satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.

Selain itu, dalam penyelenggaraan juga harus mencakup suatu proses pembelajaran  tidak membeda-bedakan antara siswa satu dengan siswa lainnya. Guru sebagai telada siswa yang setiap prilaku dicontoh oleh siswa,ibarat pepatah “Guru kencing berdiri, siswa kencing berlari. ”Siswa apabila dibiasakan dan diajari dengan kebaikan ,maka dia akan tumbuh dalam kebaikan itu. Namun dibiasakan dengan keburukan dan dilalaikan seperti dilalaikannya hewan pasti siswa akan celaka dan binasa.

Sebagai pendidik, tugasnya bukan hanya menyiapkan perangkat pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran di kelas tetapi sebagai pendidik harus mampu  Mendidik  utamanya karakter siswa.Persoalan hari ini siswa harus mampu menerima dan memahami apa yang guru ajarkan, namun faktanya siswa hanya mampu menerima sebagian indikator pembelajaran.Jangan pernah memaksakan kemampuan siswa untuk bisa mencapai semua yang guru ajarkan, minimal satu dari beberapa yang guru ajarkan sudah dipahami itu sudah cukup.

Setiap apa yang bisa siswa lakukan di dalam kelas dalam proses pembelajaran,berikanlah riwet apakah itu berupa pujian maupun berupa barang.Jangan pernah memisahkan siswa yang mampu dalam segi harta maupun siswa yang mampu dari segi prestasi dengan siswa yang tak mampu dalam harta maupun dalam kecerdasan. Objektif dalam menilai, adil dalam berperilaku. Jadilah teman terbaik siswa didalam maupun diluar kelas.

Menjadi guru didaerah terpencil merupakan tantangan sekaligus ladang amal yang terbuka luas. Inspiratif, ide, inovatif dan kreatifitas disini diuji. Melihat ruangan kelas yang biasa lalu menciptakan ruang kelas yang luar biasa dan menciptakan proses belajar mengajar yang luar biasa.mengajarkan Bahasa Indonesia yang benar di dalam dialek Bahasa daerah siswa yang kental.membuat program kelas yang menyenangkan merupakan faktor pendukung terciptanya pembelajaran nyaman. Dengan menggunakan kearifan budaya lokal.

Awal ditempatkan didaerah terpencil,mulai dari medan jalan,keadaan lingkungan sekolah hingga dalam kelas. Memulai baru menyediakan media pembelajaran, sumber belajar dan membuat kelas nyaman. Berada di kelas baru dengan jumlah siswa Sembilan, fatalnya dikelas tinggi masih terdapat empat siswa yang tidak lancar membaca (terbata-bata) dalam menggabungkan kata menjadi kalimat. Beberapa siswa yang malas datang ke sekolah.

Mendapati kelas yang polos tanpa sentuhan ide dan inovasi yang kreatif,tergugah pikiran saya dengan berbagai pertanyaan “kelas saya ini mau diapakan?...”Buku non pelajaran tidak ada,itupun ada buku pelajaran tetapi buku-buku lama dan beberapa sudah using bahkan sampulnya hilang.Keesokan harinya saya mulai membangun komunikasi dengan kepala sekolah mengutarakan ide-ide.Alhamdulillah kepala sekolah respon meskipun realisasinya membutuhkan waktu lama,dimulai dengan pengecatan dinding dalam ruang kelas.

Berikutnya saya mulai membuat Poli kelas (pojok literasi) biasa orang kenal pojok baca.Maka jadilah Poli kelas yang siap diisi oleh buku-buku non pelajaran.Pembuatan Poli kelas menggunakan menggunakan papan bekas yang dibawa oleh siswa kelas VI ,yang mau membawa papan bekasnya.Pulang dari tempat tugas saya menyempatkan diri untuk ke toko ATK membeli bahan membuat Madis (mading kelas) dan beberapa riwet untuk mengisi kegiatan Poli kelas dan madis.

Minggu berikutnya, pembuatan Madis (mading kelas) selesai dibantu oleh siswa siswi kelas VI. Pengecatan kelas,pembuatan Poli kelas dan Madis telah selesai, saya dan siswa kelas VI makan Bersama berbentuk melingkar di poli kelas. Kegiatan berikut mulai merancang GLN dan P3K yang dimasukan dalam RPP K13  sebagai pembiasaan dan penumbuhan karakter siswa.Sebelum memulai proses pembelajaran, dimulailah penumbuhan GLN jabat tangan sebelum memasuki kelas kemudian berdoa, menyanyikan lagu kebangsaan (Indonesia raya ) untuk menumbuhkan jiwa Nasionalisme, pembiasaan literasi 15 menit sebelum kegiatan proses pembelajaran dilakukan di Poli kelas. Disini waktu saya untuk membimbing dan melatih beberapa siswa yang kurang lancar membaca, tanpa membedakan siswa yang  mampu dalam belajar dengan siswa yang lambat daya tangkapnya. Disini juga kesempatan saya untuk mengajar keterampilan membaca nya. Usai pembaca siswa main Hompimpah untuk memastikan siapa yang kena giliran untuk tampil kedepan membedah bacaan yang dibaca oleh mereka.Belajar sambil bermain itu asik,siswa tak bosan berada di kelas namun tetap fokus dengan berbagai ice breaking. Kemudian disini juga saya bisa mengenal dan memahami karakter dari Sembilan siswa saya. Siswa semakin dekat dengan saya dalam menyampaikan semua ide maupun masalah mereka dengan sopan santun.

Setiap berganti sesi pembelajaran setiap 35 menit ice breaking saya lakukan supaya siswa tidak lelah tetap semangat dan fokus dalam menerima pelajaran saya.setiap karya visual ditempatkan di gantungan bambu kemudian karya tulis siswa ditempatkan di Madis (mading kelas) setiap karya siswa dipajang dan diberikan tanda bintang sebagai riwet non fisik. Sedangkan riwet fisik diberikan berupa alat tulis maupun berupa makanan. Untuk di kelas saya yaitu kelas VI,saya masukan dalam agenda mingguan ,setiap hari jumat kami makan melantai makan Bersama,shalat dhuha Bersama dan membersihkan lingkungan sekolah Bersama. Ini saya lakukan sebagai pelopor Guru sahabat terbaik siswa.

Pada akhir kegiatan utama yaitu subtema 4 saya mengadakan proyek kelas berupa karya tulis siswa kemudian saya adakan pameran kelas sebagai penghargaan agar lebih termotivasi untuk terus berbuat dan berkarya.Alhamdulillah metode yang saya buat ini dapat memudahkan siswa yang kurang lancar membacanya. Justru siswa yang kurang lancar membacanya ketika diberi tugas untuk membaca puisi siswa ini lebih bagus penghayatan,intonasi dan pelafalannya saat berkolaborasi dengan siswa yang mampu.

Alhamdulillah beberapa kelas mengikuti jejak kegiatan saya, kegiatan pembiasaan literasi, makan  bersama akan dijadikan oleh pimpinan saya sebagai program rencana menengah sekolah dan sekolah akan membuat taman bacaan.Jadilah guru  penggerak yang dimulai dari kelas kita,dimulai dari hal terkecil yang tak kita sangka akan membawa dampak besar untuk kemajuan sekolah dalam peningkatan mutu sekolah dan mengembangkan minat karakter siswa. Bekerjalah dengan ikhlas dengan niat karena Allah semata,amalan tanpa modal duit  melulu bagian dari sedekah jariyah.

Disamping menciptakan suasana belajar siswa,saya juga rajin mengikuti kompetisi di bidang tulis menulis maupun teknologi.Pendaftaran pelatihan untuk meningkatkan kompetensi saya ikuti ,alhamdulilah keterima terus karena niat saya yaitu “saya akan mengikuti sesuai kemampuan saya.” Saya tidak pernah memaksakan kehendak atau harus memaksakan memasang target harus dapat ini dan itu. Saya jalani ini semua sesuai kemampuan dan saya mencoba mengikuti semua tahapan kompetisi tanpa memaksakan diri. Karena saya tau tubuh juga punya hak untuk istirahat ,untuk rehat dan butuh refresh.

Bertugas didaerah tertinggal merupakan tantangan buat saya sekaligus peluang besar untuk berkarya dan menciptakan hal baru,karena dukungan alam semesta yang masih alami mampu menciptakan ide-ide kreatif buat saya.Tanpa listrik tanpa komunikasi bukan musibah buat kita sebagai guru untuk tetap terus berkarya dan berinovasi.teruslah berbuat dan mendidik para siswa dengan ikhlas karena Allah ,insyaallah bonus dari Allah menanti.

Kompetisi terakhir yang saya ikuti yang mengantarkan saya menerima penghargaan Guru berprestasi  dan berdedikasi tingkat provinsi yaitu proyek literasi dan karya opini saya yang saya kirim di PB PGRI di Jakarta. Alhamdulillah  masih saya tidak menyangka sampai detik ini jika kegiatan kecil saya buat diberi apresiasi besar,mampu menyaingi guru-guru senior.Saya hanya guru cpns yang baru di dunia birokrasi mencoba dengan hal-hal kecil namun tak menyangka dapat bermanfaat besar.Teruslah berkarya guru -guru penggerak di seluruh Indonesia.

Hal-hal inilah yang mengantarkan saya menjadi guru berprestasi  dan berdedikasi tingkat provinsi Sulawesi tenggara tahun 2019 di HGN dan HUT PGRI .Semoga menghantarkan menjadi gupres tingkat Nasional.Mari mengukir sejarah dengan menulis.

Kolaka Timur, 30 November 2021

Sumi Suseni


13 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung ke Blog saya