08 November 2021

Yuk Cegah Cyber Bullying

 GMLD1

Guru Motivator Literasi Digital Back 1





Resume ke 4


Pertemuan keempat ini seharusnya yang menjadi narasumbernya adalah bapak Munif Chatib, tapi berhubung beliau sakit maka digantikan oleh idola saya sekaligus sahabat saya yaitu om jay biasa saya panggil. wah, resume kali ini pastinya akan penuh jika beliau membawakan materi karena baground beliau seorang penulis. 


Apa itu cyberbullying?

Cyberbullying merupakan perilaku anti-sosial yang melecehkan ataupun merendahkan seseorang, kebanyakan menimpa anak-anak dan remaja yang dilakukan secara online maupun atau di dunia siber.

Berbeda dengan bullying yang terjadi langsung, Cyberbullying justru lebih parah. Hal ini karena pada bully langsung biasanya yang tahu adalah orang-orang yang melihat secara langsung. Namun kalau cyberbully, semua orang yang online dan terkoneksi dapat melihatnya. 


Dapat dibayangkan jika seseorang diserang atau di-bully di media sosial, diserang dengan hate comment penuh dengan kata kasar atau tak senonoh, semua temannya bahkan mungkin keluarganya pasti akan membacanya. Belum lagi kalau pelaku cyberbully mengarahkan teman-temannya untuk menyerang korban. Jangan remehkan cyberbully, karena dapat membuat kesehatan mental korban jadi terganggu.

Lalu, apa yang dapat dilakukan terhadap cyberbullying? Berikut tindakan yang dapat dilakukan dalam mencegah dan menghentikan cyberbullying

1. Jangan merespons. Para pelaku bullying selalu menunggu reaksi korban. Untuk itu jangan terpancing untuk merespon aksi pelaku agar mereka tidak merasa diperhatikan

2. Jangan membalas aksi pelaku. Membalas apa yang dilakukan pelaku cyberbullying akan membuat Anda ikut menjadi pelaku dan makin menyuburkan aksi tak menyenangkan ini

3. Simpan semua bukti. Karena aksi ini terjadi di media digital, korban akan lebih mudah mengcapture, lalu menyimpan pesan, gambar atau materi pengganggu lainnya yang dikirim pelaku, untuk kemudian menjadikannya sebagai barang bukti saat melapor ke pihak yang bisa membantu.

4. Segera blokir aksi pelaku. Jika materi-materi pengganggu muncul dalam bentuk komentar, pesan instan, gunakan tool preferences/privasi untuk memblok pelaku. Jika terjadi saat chatting, segera tinggalkan chat room.

5. Selalu berperilaku sopan di dunia maya. Perilaku buruk seperti membicarakan orang lain, bergosip atau fitnah akan meningkatkan risiko seseorang menjadi korban cyberbullying

6. Jika sudah meresahkan, laporkan pada pihak berwenang. Adukan pada pihak yang dipercaya dan berwenang. Jika anak-anak yang menjadi korban, mereka harus melapor pada orangtua, guru atau tenaga konseling di sekolah. Selain mengamankan korban, tindakan ini akan membantu memperbaiki sikap mental pelaku.


Yuk bersama kita cegah cyberbullying dan jangan sekali-kali menjadi pelaku cyberbullying. 


Bullying adalah penindasan yang dilakukan seseorang tanpa alasan karena merasa lebih memiliki power dibandingkan korban yang ingin di-bully. Power ini didapatkan dari rasa senioritas, kepemilikan, kedudukan, dan kepintaran.


Biasanya, pelaku menutupi kekurangannya dengan cara bully. Faktanya, pelaku dan korban memiliki ketakutan yang sama. Namun muncul dengan cara yang berbeda.

Sekarang, dengan adanya dunia maya banyak pelaku cyberbully (sebutan untuk pelaku bully di sosial media) berlindung di anonymous account untuk membully orang lain. Setiap orang pun dituntut untuk pandai bersikap dalam menggunakan sosial media.


Ada banyak penyebab terjadinya cyber bullying. Berikut empat penyebab yang bisa membuat Anda menjadi korban.

1. Tidak posting terlalu sering atau banyak Posting. Terlalu sering dan banyak bisa mengganggu orang lain. Oleh karena itu, posting terlalu sering dan banyak dapat memancing adanya cyber bullying.

2. Hindari konten posting-an yang aneh.

Apapun yang diunggah ke sosial media, pasti menimbulkan pro dan kontra. Terlebih ketika posting sesuatu yang dianggap aneh dan mengundang bully, meskipun hanya bully di dalam hati. Oleh karena itu, sebagai pengguna social media, sebaiknya batasi mengunggah konten yang mengganggu.

3. Pintar-pintar memilih teman di sosial media.

Akun media sosial tidak harus selalu terbuka untuk semua orang. Semakin banyaknya teman di media sosial, maka Anda harus siap-siap dengan banyaknya komentar yang datang.

4. Tidak sembarang bercerita di sosial media, membedakan hal yang lebih baik diceritakan pribadi atau di media sosial. Karena, perbedaan persepsi biasanya terjadi di media sosial.

Penggunaan media sosial (medsos) untuk bersosialisasi dan berbagi, banyak informasi saat ini kerap memicu berbagai aktivitas yang dibarengi tindak intimidasi dan pelecehan terhadap orang lain. Ini menjadi salah satu dampak buruk kehadiran sosial media di tengah masyarakat atau biasa disebut cyberbullying.


Caranya, kita mulai dengan langkah sederhana. Seperti menyebarkan kampanye dan aksi #Balas Yang Baik di sosial media, kemudian ajak teman-teman untuk ikut dalam kampanye tersebut, dalam bentuk foto, video dan quotes. Kampanye anti cyberbullying harus terus disuarakan.


Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menjelaskan dampak dari cyber bullying lebih berbahaya dibandingkan dengan di dunia nyata. Pelaku biasanya mengunggah informasi pribadi orang lain baik dalam bentuk gambar atau video dengan tujuan mempermalukan dan menyakiti korbannya. Korban akan mengalami trauma psikologis karena pelaku biasanya melakukan berulang-ulang dan menghasut orang lain untuk mengikutinya, meskipun orang lain itu kerap kali tidak mengenal korban. Kita perlu asesmen psikologi lebih lanjut untuk pemulihan secara psikis korban perundungan dunia maya. 

Berikut cara pencegahan agar anak terhindar dari perundungan di media sosial

1. Edukasi anak

Orang tua harus memberikan edukasi menggunakan jejaring online yang aman. Edukasi menjadi langkah paling dasar dalam mencegah cyberbullying. "Peran orang tua menjadi sangat dibutuhkan dalam kondisi tersebut. Keluarga adalah tempat pertama untuk memperoleh pendidikan," Itulah yang seharusnya kita lakukan sebagai orang tua dan guru.

Anak-anak mesti diberikan pemahaman mengenai hal-hal yang bisa dan tidak bisa dilakukan melalui jejaring online, khususnya media sosial. Orang tua dan guru harus mampu menjadi pemandu.


2. Ajari Anak cara menghadapi perundungan, orang tua harus mengajari anak cara menghadapi cyberbullying. Meski hal ini bisa dilakukan oleh pribadi sendiri, tetapi sebagai orang tua tidak ada salahnya mengajarkan. Beberapa cara menghadapi cyberbullying yang bisa Anda ajarkan kepada anak yaitu tidak menanggapi apalagi sampai membalasnya dan sebaiknya blokir saja orang yang membully jika hal tersebut tiba-tiba terjadi.


3. Bimbing anak untuk atur privasi, khususnya data pribadi. Anak harus mampu mengatur privasi di media sosial. Pengaturan privasi di media sosial sangat membantu mencegah kasus cyberbullying pada anak. Data pribadi anak penting untuk dirahasiakan supaya mereka tidak menjadi korban kejahatan digital.

Meski, tidak ada informasi yang benar-benar privat, tetapi dengan mengatur hal tersebut pihak yang dapat mengakses informasi anak kita lebih tersaring.

 

Tidak kalah penting adalah edukasi tentang postingan. Berikan pemahaman bahwa apa yang sudah diposting tidak akan hilang, sehingga sikap selektif menjadi poin penting yang harus dimiliki oleh anak. Orang tua dan guru harus paham soal ini. Sebab informasi yang sudah diposting, ibarat paku yang sudah menempel pada kayu. Walaupun pelakunya sudah diambil, bekas lubangnya masih ada.


Perlu untuk diketahui, cyberbullying adalah kondisi di mana seseorang merasa tidak nyaman terhadap komentar/informasi/gambar foto yang ditujukan untuk dirinya, yang bertujuan menyakiti, intimidasi, menyebar kebohongan dan menghina, yang diunggah di internet, jejaring media. Hal ini dilakukan oleh orang lain dengan tujuan tertentu. Anak-anak kita jangan sampai menjadi korbannya. 


Pandemi virus corona (Covid-19) membuat banyak orang semakin akrab dengan internet. Sekolah, bekerja, berinteraksi dengan teman, semuanya dilakukan secara online. Selain itu, untuk menghilangkan rasa bosan, sebagian besar juga memilih bermain media sosial (medsos). Cyberbullying biasanya dilakukan dengan cara online.


Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dirilis pada tahun 2019, tercatat 49% pengguna internet pernah menjadi korban cyberbullying. Tentunya kondisi ini bisa berdampak bagi kesehatan mental pengguna internet. Oleh karenanya, kami di PGRI merasa khawatir, peningkatan penggunaan teknologi dan internet di masa pandemi Covid-19 akan berbanding lurus dengan peningkatan cyberbullying.


Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan cyberbullying khususnya di medsos adalah memanfaatkan fitur-fitur yang ada. Saat ini sudah banyak medsos yang memiliki fitur untuk melindungi penggunanya dari cyberbullying. Contohnya untuk fitur private atau pribadi sehingga teman-teman di medsos hanya yang dikenal. Selain itu, ada fitur untuk menyaring komentar negatif dengan memasukkan kata kunci tertentu. Itulah yang sudah dilakukan.


Jadi Fitur-fitur itu dibuat bukan tanpa alasan, tapi untuk mengamankan medsos dari bullying

Para pengguna medsos termasuk anak-anak muda, terkadang masih bingung cara melindungi diri dari cyberbullying dan langkah-langkah yang harus dilakukan. Padahal sudah ada fitur di medsos yang mendukung itu semua. Pengguna medsos bisa menghindari perundungan dan menjaga kesehatan mentalnya.


Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI) menyelenggarakan 1.251 kegiatan Literasi Digital yang akan berlangsung selama 6 Mei – 6 Desember 2021 di 14 Kabupaten/Kota di Jawa Timur I. Kegiatan ini membahas empat pilar utama Literasi Digital ; Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Salah satu fokusnya adalah mengkampanyekan gerakan anti Cyberbullying. Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI) menyelenggarakan 1.251 kegiatan Literasi Digital yang akan berlangsung selama 6 Mei – 6 Desember 2021 di 14 Kabupaten/Kota di Jawa Timur I. Kegiatan ini membahas empat pilar utama Literasi Digital ; Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Salah satu fokusnya adalah mengkampanyekan gerakan anti *Cyberbullying*.

Silahkan simak vidio berikut

https://youtu.be/Rhinz16z7tM

Bullying atau perundungan kerap kita temui di mana-mana. Apalagi di jaman yang serba online ini, cyberbullying semakin marak terjadi. Terlebih para pelaku bullying itu bisa menyembunyikan dirinya di balik fake account. 


Kenapa bullying bisa terjadi? Terus apa sih bahayanya bullying itu? Mari kita simak videonya!

https://youtu.be/5CfLW5aEBAw


silahkan baca juga https://www.rexona.com/id/gerak-tak-terbatas/7-hal-yang-bisa-kamu-lakukan-sebagai-cara-mencegah-bullying.html


Dalam pertemuan ke empat ini ada beberapa pertanyaan dari peserta GMLD antara lain : 

1. Ternyata bullying tidak hanya di dunia nyata tapi juga di dunia maya. Saya khawatir tidak lulus dan kasihan dengan teman saya maaf yang gendut dan gagap yg sering ditertawakan krn gagap sewaktu presentasi, bagaimana menyikapi hal demikian dan agar tumbuh percaya dirinya?

Sebagai teman sekaligus sahabat kita harus mampu meyakinkan dirinya untuk tampil apa adanya. Caranya kita bantu mereka untuk bertemu Psikolog, dan mengobatinya pelan-pelan. Lingkungan sangat berpengaruh untuk cepatnya kesembuhan. Kita sebagai orang tua dan guru harus ikut turun tangan dan membantu kawan-kawan psikolog yang mengerti ilmunya.


2. Bagaimana cara kita menghentikan cyberbullying tanpa bermain internet dan apa dampaknya?

Caranya adalah ajak anak anak kita bermain dengan permainan tradisional yang merupakan budaya bangsa.  Seperti main congklak, galasin, petak umpet dan lain-lain.

Dampaknya anak menjadi semakin senang belajar offline. Jadi tidak melulu harus online.


3. Bagaimana bullying di sosial media jika pelaku sudah mengintimidasi dan memfitnah dan pertanyaan kedua apakah ada perlindungan terhadap korban bullying sosial media.

Rekam jejak digitalnya untuk kita ajukan dalam koridor hukum. Kita sendiri sebagai orang tua dan guru yang melindungi anak-anak kita. Oleh karena itu berhati-hatilah menjaga anak-anak kita.


4. Bagaimana cara sehingga anak anak di sekolah bisa terhindar masalah ini . Karena yg menjadi faktor utama yang mengalaminya adalah siswa.

Kita harus terus mengkampanyekan gerakan anti cyberbullying dan ajak anak-anak kita untuk menjauhi cyber bullying. Peranan guru di sekolah dan orang tua di rumah sangat diperlukan untuk menghindari masalah ini.


5. Bagaimana cara menjaga komunikasi dengan anak agar tetap konsisten dan terbuka dalam menggunakan media sosial. Caranya adalah siapkan waktu untuk berinteraksi dengan mereka. Ajak diskusi dan cari tahu apa yang sudah mereka kerjakan. Keterbukaan penting diajarkan dalam keluarga. Sehingga setiap masalah anak dengan cepat dicarikan solusinya oleh orang tua. Bekali anak dengan pendidikan agama yang kuat sehingga moral mereka kuat.


contoh cyberbullying dapat anda baca di https://www.hipwee.com/feature/jenis-cyberbullying/

cara mencegah cyberbullying dapat dibaca di https://www.situstarget.com/blog/mencegah-cyber-bullying/


Untuk menghindarkan diri dari perilaku cyberbullying, anda bisa meningkatkan :

1. Empati (memahami perasaan orang lain).

2. Hati Nurani (mendengar suara hati yang membantu untuk melakukan hal yang benar )

3. Kontrol diri (berpikir sebelum bertindak).

4. Menghormati Orang lain (memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana ia ingin orang lain memperlakukan dirinya).

5. Kebaikan Hati (menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan dan perasaan orang lain).



Kolaka Timur , 08 November 2021

Sumi Suseni, S.Pd.SD

4 komentar:

  1. Mantap. Lengkap dan rapi. Teruslah menjaga konsistensi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih bu atas suportnya, semoga bisa terus memperbaiki

      Hapus
  2. Mantul. Resume yang lengkap. Saya yg tdk bisa menyimak materi smpai tuntas. Bisa mengambil point2 penting dari resume ibu.

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung ke Blog saya